GenBI LEADERSHIP CAMP
Bogor, 14-17 Juni 2015
Awal dari Future Leader
Hari pertama, tepatnya tanggal 14 Juni
2015, digunakan sebagai keberangkatan serta briefing untuk acara 2 hari
ke depan. Pada hari minggu ini juga digunakan sebagai acara perkenalan bagi
para GenBI se-nusantara. Di sini kita bertemu dengan banyak anak dari berbagai
wilayah. Don’t judge the book from the cover ya. Mungkin mukanya sangar,
tapi ternyata anaknya ramah-ramah kok.
Keesokan harinya, dimulai dengan pembukaan
berupa Tarian nusantara dari Ayu Citra Dance. Pada tarian ini terdapat 2
session tarian yaitu tarian modern yang merupakan gabungan tarian dari
Kalimantan, Jawa, dan Bali. Selanjutnya merupakan tarian khas Sumatra Barat. Acara
selama satu hari dipandu oleh Ajeng Kamaratih.
Laporan acara GenBI Leadership Camp ini
disampaikan oleh Bapak Tirta Segara selaku Kepala Departemen Komunikasi BI. Disampaikan
pula bahwa GenBI dibentuk pertama kali pada tanggal 11-11-2011 dengan tujuan
sebagai sumbangsih Bank Indonesia kepada lingkungan sekitar. GenBI Leadership
Camp ini merupakan first camp yang diharapkan dapat dilanjutkan pada
tahun-tahun berikutnya. Tema dari camp ini adalah “GenBI Berbagi Inspirasi” dan
diikuti oleh 385 mahasiswa dari 77 perguruan tinggi. Tujuan diadakan acara ini
adalah untuk mempererat baik dari Bank Indonesia ke GenBI ataupun GenBI antar
wilayah se-Indonesia. Tujuan selanjutnya adalah memupuk rasa persatuan dan
kesatuan dan memberikan motivasi kepada
seluruh GenBI.
Dengan terbentuknya komunitas GenBI
diharapkan mahasiswa GenBI dapat menjadi volunteer kebijakan BI kepada
masyarakat luas serta menjadi agent of change yang selanjutnya
diharapkan sebagai future leader Indonesia.
Jadilah Orang yang Berkarakter
Speech disampaikan langsung dari Gubernur Bank
Indonesia, Bapak Agus D. Martowardojo, dengan tema “Membangun Kepemimpinan
Berkarakter, Menciptakan Pemimpin Bangsa”. Bapak Agus D. Martowardojo
menyampaikan bahwa dalam kepemimpinan dibutuhkan 4 hal, yaitu:
1.
Keahlian (sesuai disiplin ilmu)
2.
Karakter (integritas, kejujuran, disiplin)
3.
Kemampuan interpersonal (kemampuan pengelolaan
organisasi dan berkolaborasi dengan lingkungan)
4.
Punya visi
Dari speech yang disampaikan ada
beberapa wise word yang saya ingat nih kawan, diantaranya:
Orang yang diiri adalah orang yang kaya
Orang yang ditakuti adalah orang yang punya kuasa
Namun, orang yang dipercaya adalah orang yang punya
karakter
Lebih baik kehilangan handphone, motor, ataupun mobil
daripada kehilangan karakter
Gaya kepemimpinan dibagi menjadi 3: Autocratic
(otoriter à kepemimpinan ke atas, mayoritas suara dari
pemimpin), Delegative (kepemimpinan ke bawah, keputusan diambil berdasarkan
suara penuh dari pengikut), serta Democratic.
Menurut Bapak Agus D. Martowardojo, yang harus
menjadi perbaikan di Indonesia terdapat 3 hal yaitu daya saing, efisiensi,
serta SDM. Hal utama lagi adalah We must resolutely Say NO to corruption.
Pada sesi Tanya jawab, ada satu pertanyaan
terkait dengan kenapa nilai rupiah dapat turun. Bapak Agus D. Martowardojo
menjelaskan bahwa hal ini dipicu dari tingginya import yang dibarengi dengan
melemahnya eksport. Hal ini membuat kebutuhan valuta asing naik dan akhirnya
nilai rupiah menurun.
Pemimpin Tak Hanya Dilahirkan Tapi Bisa Diciptakan
Materi selanjutnya disampaikan oleh Bapak
Taufik Kurniawan (Wakil Ketua DPR R.I) berkaitan dengan Leadership Lecture. Melanjutkan
apa yang disampaikan oleh Bapak Agus D. Martowardojo bahwa gaya kepemimpinan
yang terbaik adalah kombinasi dari ketiga gaya yaitu otoriter, demokrasi, dan delegasi.
Tahukah kalian sekarang Indonesia sudah
memiliki berapa presiden?? Kalau jawaban kalian 7. Kalian BELUM benar kawan. Loh,
kok bisa? Pak Soekarno, Pak Soeharto, Pak Habibie, Pak Abdurrahman Wahid, Bu
Megawati, Pak SBY, dan Pak Jokowi. Tuh jumlahnya 7. Jangan kalian lupa kita
memiliki Presiden ke-2 saat Indonesia dalam keadaan genting. Ingatkah kalian PDRI
yang berlokasi di Bukittinggi dengan presiden Mr. Syafruddin Prawiranegara. Ya, memang masih sering kita melupakannya
bahkan atau kita tidak tahu. Ada salah satu judul artikel yang saya peroleh,
“Tak Ada PDRI, Tak Ada NKRI,” dan menurut saya itu benar. Jadi mulai sekarang
diingat-ingat bahwa kita punya 8 presiden.
Bapak Taufik Kurniawan juga berpesan agar
GenBI tak hanya menjadi mahasiswa yang hanya textbook dan selalu berserah diri
pada Allah. Bapak Taufik menyatakan bahwa pemimpin tak hanya dilahirkan tapi
bisa diciptakan, di mana pemimpin harus bisa berkomunikasi dengan lingkungan
atau jangan kuper dan yang paling penting adalah membentengi moralitas.
Jangan Berhenti Belajar
Pada session siang, materi disampaikan
secara panel dengan 4 pemateri dan 1 moderator. Pemateri pertama adalah Bapak
Mirza Adityaswara (Deputi Gubernur Senior BI) bertema Perekonomian Indonesia
dan Daya Saing Bangsa. Bapak menyampaikan bahwa ekonomi di Indonesia masih
belum mandiri yang dapat dilihat dari banyaknya import. Hal ini dapat
disebabkan oleh terlenanya kita akan potensi yang kita punya. Kedepannya
diharapkan dapat terbentuk usaha-usaha yang dapat menciptakan lapangan
pekerjaan. Bapak Mirza berpesan agar kita, sebagai Generasi Baru Indonesia,
agar jangan berhenti belajar terutama dalam menuju MEA.
Pemateri kedua adalah Prof. Musliar Kasim
(Wamendikbud periode 2009-2014). Tema yang disampaikan adalah kualitas
pendidikan dan daya saing bangsa. Prof. Musliar lebih menekankan pada peningkatan
pendidikan di Indonesia terutama untuk menuju MEA dan dunia Internasional. GenBI harus menjadi generasi yang disiplin,
bertanggung jawab, dan selalu belajar.
Pemateri ketiga adalah Bapak Firmansyah
(Rektor Paramadina). Bapak Firmansyah menyampaikan bahwa perbaikan ekonomi
diawali dengan optimisme. Untuk setiap pencapaian kita harus selalu bersyukur
atas kemajuan. Sebagai mahasiswa kita harus aktif di kegiatan mahasiswa. Dalam
penyiapan menuju MEA, mahasiswa harus memiliki hardskill, softskill, dan
penguasaan bahasa yang kuat serta penguatan kompetensi dan kapabilitas.
Pemateri ketiga adalah Bu Veronica yang
merupakan founder dari YCAB. Pada awal materi diperlihatkan video dari
Kristanti yang dulunya adalah seorang baby sitter dan sekarang bekerja
sebagai Samsung Electrician.
Disampaikan pula bahwa sebuah mimpi akan
terwujud dari adanya access dan opportunity. Pendidikan menjadi awal yang akan
melahirkan wawasan. Dari sebuah wawasan maka akan menghasilkan ambisi dan selanjutnya
menciptakan mimpi.
Buku, Pesta, Cinta
Malamnya, acara berupa dialog bersama
walikota Bogor, Dr. Bima Arya Sugiarto. Dalam mewujudkan mimpi, yang menjadi terpenting menurut
Kang Bima adalah Fokus dan Time management. Menurutnya untuk mencapai itu semua,
seorang mahasiswa harus menonton film dan membaca. Selain itu organisasi
menjadi awal dari kehidupan bermasyarakat, karena menurut Kang Bima: learning
never end is in university of life.
Wise word dari Kang Bima:
Ada saatnya berjuang dg lisan
Ada saatnya berjuang dg tangan
Tidak pernah tumbang karena cacian
Tidak pernah terbang karena pujian
Tidak ada jalan pintas menuju puncak
Hidup itu singkat harus punya manfaat
Hidup itu sekali harus punya arti
Hidup itu penuh arti jadi kita harus berbagi
Kang Bima bercerita tentang 1 kalimat yang
merupakan inspirasi dari seniornya saat kuliah yaitu Buku, Pesta, Cinta. Inti
dari kalimat tersebut adalah perlu adanya keseimbangan dalam kehidupan. Di mana
sebagai mahasiswa haruslah memperbanyak ilmu, namun juga harus bersenang-senang
dalam artian mencari kegiatan positif lain seperti organisasi yang dapat
memberikan ilmu tambahan di kehidupan, serta tambahan cinta sebagai bumbu dalam
hidup. J
Kang Bima mengklasifikasikan anak muda menjadi
3 karakter yaitu:
1.
All about themselves (selalu memikirkan
diri sendiri, semua tindakan ditujukan hanya pada diri sendiri)
2.
Galau dengan dirinya (masih galau dengan
tujuan hidup, mau ke arah mana dan apa yang akan dilakukan kelak)
3.
Sudah selesai dengan dirinya (sudah mengetahui
visi dan misi hidup)
Kalau kalian yang mana gaes???
Satu wise word lagi yang keren nih:
Masa depan itu dijemput, bukan ditunggu
The Happy Day
Keesokan harinya adalah berupa outbound
yang bertempat di Sentul City. Di sini terdapat 8 permainan yang tak hanya
main-main saja, namun juga terdapat arti tersirat di dalamnya seperti
pentingnya kerja sama, konsentrasi, komunikasi, trust, kejujuran,
keberanian, strategi, keikhlasan, dan tentu saja leadership. Sebenarnya
sih masih banyak lagi kawan, hehe J
Selanjutnya pada pukul 13.00, di isi materi
terkait mind set leader oleh Poppy Amalya sang motivator. Di sini diberikan motivasi agar dapat percaya
pada diri sendiri serta lingkungan. Kita tidak boleh apatis, harus saling
tolong menolong. Harus bisa meminta maaf dan memaafkan. Waktu acara sih sampai
nangis2 kawan.
Malamnya ada acara farewell night berupa
persembahan dari 5 GenBI, yaitu wilayah Papua, Sumatera Barat, Yogyakarta,
Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Selatan. Acara GenBI Leadership Camp ditutup dengan
pelepasan lampion.
Mungkin yang bisa aku sampaikan hanya
sebagian kecil dari acara tersebut. untuk materi2 bisa download di FB yak.
Tak terasa waktu cepat berlalu. Keesokan
paginya harus pulang lagi ke Semarang. Semangat buat acara2 selanjutnya.
Salam GenBI Muda, GenBI-nya Jawa Tengah.
Comments
Post a Comment